Tau gak, di Cianjur ada tempat yang bernama Ancol? Iya dong, tidak hanya di Jakarta saja yang punya Ancol. Di Cianjur juga ada loh! Bukan karena namanya saja yang menarik, tetapi juga karena di sini terdapat bangunan-bangunan antik peninggalan bersejarah […]
Baca selengkapnyaPidato R. Siti Djenab Atas Anugerah Bintang Jasa dari Hindia-Belanda
Keterangan penting tentang kiprah R. Siti Djenab, tokoh pergerakan perempuan di Cianjur terekam dalam surat kabar Sipatahoenan edisi no. 232 tahun ke-XII, Selasa 22 Oktober 1935. Dalam berita tersebut R. Siti Djenab dikabarkan telah menerima bintang jasa dari pemerintah Hindia-Belanda. […]
Baca selengkapnyaMisteri Arca di Situs Megalit Gunung Putri
Tau gak? Selain Situs Bukit Kasur atau Gunung Kasur, ada situs megalit lain di daerah Cipanas loh! Situs ini dikenal dengan nama peninggalan megalit Gunung Putri. Situs Gunung Putri adalah sebuah bukit tinggi yang harus dijangkau melalui jalur berat karena […]
Baca selengkapnyaKisah Kakek Pelit Tidak Pernah Ada dalam Sejarah Asal-Usul Cianjur
Kisah “Kakek Pelit” (disebut juga Pak Kikir) tidak pernah disebutkan dalam sejarah asal-usul Kota Cianjur. Lebih jauh Luki Muharam, pemerhati sejarah Cianjur, menyebutkan bahwa kisah itu mirip dengan kisah Nyi Endit dalam dongeng asal-muasal Situ Bagendit di Kabupaten Garut. Kisah […]
Baca selengkapnyaAksi di Regentschapraad Cianjur untuk Masyarakat Pakidulan 1939
Sebuah berita bertajuk “Aksi di R.R. Tjiandjoer” dalam surat kabar Al-Moe’min nomor 45 tahun ke-VIII, 2 Desember 1939 memuat pidato ketua Regentschapraad (Dewan Kabupaten) Cianjur yaitu Kd. Katadikoesoema. Pidato ini bertujuan untuk mengimbau pemangku-pemangku Regentschapraad agar betul-betul memperhatikan kepentingan kesejahteraan […]
Baca selengkapnyaBupati Cianjur Soeria Nata Atmadja Pimpin Gerakan Islam-Indonesia di Belanda
Dilaporkan oleh F. Krenkow dalam jurnal Islamic Culture vol. XIII No. 4, Oktober 1939 halaman 248-249 bahwa pada waktu itu kepulauan Indonesia di bawah penguasaan Belanda memiliki enam puluh juta penduduk. Hampir 90 persen adalah Muslim, yang mayoritas mengenyam pendidikan […]
Baca selengkapnyaMutasi Kalipah, Naib dan Merebot di Cianjur 1939
Sebuah kabar tentang pengangkatan sejumlah pemangku keagamaan di wilayah Cianjur tercatat dalam majalah Al-Moemin terbitan 2 April 1939, edisi tahun 08 No. 13 (bahasa Sunda). Kabar tersebut berjudul “Moetasi Kaoem Tjiandjoer”. Kaoem atau kaum adalah sebutan untuk masjid besar dalam […]
Baca selengkapnyaTabligh Akbar Al-Ittihadiyatul Islamiyah (AII) di Cianjur 1939
Kabar besar datang di hari yang sama dengan kegiatan pertemuan umum Parindra di Cianjur 1939. Setelah masyarakat Cianjur mendengarkan ide-ide dari tokoh-tokoh Parindra dalam acara Openbaar Vergadering, tepatnya pada 26 Maret 1939 di Roxy Theater, mereka beralih ke sekolah Al-Muawanah. […]
Baca selengkapnya