Dilaporkan oleh F. Krenkow dalam jurnal Islamic Culture vol. XIII No. 4, Oktober 1939 halaman 248-249 bahwa pada waktu itu kepulauan Indonesia di bawah penguasaan Belanda memiliki enam puluh juta penduduk. Hampir 90 persen adalah Muslim, yang mayoritas mengenyam pendidikan Syafi’i. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi pengikut Muhammad (Muhammadan) terbesar di dalam sebuah negara.
Jumlah jemaah haji dalam setiap tahun melebihi 50.000 orang. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa wilayah ini penting dipertimbangkan sebagai tanah Islam. Banyak orang-orang Jawa dan asli setempat dari pulau-pulau sekitarnya datang secara berkala ke Belanda (Holland) untuk mengenyam pendidikan tinggi, tetapi memiliki kekurangan dalam rasa persatuan.
Untuk mengatasi ini, sebuah perkumpulan telah dibentuk di kota universitas tua, Leiden, di bawah kepemimpinan penguasa muda Cianjur, Soeria Nata Atmadja yang berada di Belanda untuk belajar. Tujuan perkumpulan ini tidak hanya untuk menciptakan rasa persatuan di antara orang muslim Indonesia di Belanda, tetapi juga untuk memberikan arahan kepada para anggotanya dengan ceramah tentang tujuan dan pentingnya Islam.
Ceramah yang pertama disampaikan oleh imam Woking Mosque, yaitu Maulawi Mirza Wali Ahmad Baig, pada 29 November tahun 1938. Isinya membahas kewajiban saudara-saudari Muslim Indonesia di Belanda. Tujuan utama berdirinya perkumpulan ini yaitu sebagai fondasi atau memperluas pusat edukasi Muslim di Jawa dan pulau-pulau sekitarnya terhadap moral dan aspek sosial dalam kehidupan Muslim, serta untuk membawa mereka agar lebih berhubungan erat dengan sesama Muslim di pulau-pulau lain.
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.