Pohon Saparantu Bukan Hanya Ada Tiga

KONON, pohon Saparantu hanya ada 3 saja di dunia, yaitu di Cirebon, Cianjur (Cibalagung), dan Banten. Begitu kata kebanyakan orang Cianjur. Bahkan bupati Cianjur, Herman Suherman pernah menyatakan hal yang sama dalam sebuah berita, pada 13 Oktober 2022.

Bupati Cianjur tentu mendapatkan informasi dari keterangan tokoh budayawan atau warga setempat yang meyakini cerita rakyat tentang pohon saparantu di Cibalagung. Ya, itu bisa dibilang “konon” belaka dan menjadi kepercayaan bagi orang yang meyakininya saja. Kepercayaan ini tampaknya sering dikaitkan dengan peristiwa sejarah di daerah Cibalagung.

Ada dua versi yang muncul tentang pohon saparantu di Cibalagung. Pertama, pohon saparantu ini awalnya merupakan sebuah tongkat pemberian Sultan Sepuh Cirebon, sedangkan yang kedua, pohon saparantu ini diberikan benihnya dari Sultan Mataram. Versi kedua kemungkinan muncul belakangan yang dihubungkan dengan tradisi Kuda Kosong.

Nah, kalau kita mau melihat fakta-fakta yang ada, spesies pohon ini tersebar di beberapa daerah Indonesia dan beberapa wilayah Asia. Bukan hanya ada tiga saja seperti yang diyakini sebagian masyarakat Cianjur. Mari kita tinjau bersama-sama.

Pohon ‘saparantu’ yang bernama Latin 𝘚𝘪𝘯𝘥𝘰𝘳𝘢 𝘴𝘶𝘮𝘢𝘵𝘳𝘢𝘯𝘢 (juga 𝘚𝘪𝘯𝘥𝘰𝘳𝘢 𝘸𝘢𝘭𝘭𝘪𝘤𝘩𝘪𝘪, 𝘚𝘪𝘯𝘥𝘰𝘳𝘢 𝘣𝘳𝘶𝘨𝘨𝘦𝘮𝘢𝘯𝘪𝘪, 𝘚𝘪𝘯𝘥𝘰𝘳𝘢 𝘨𝘢𝘭𝘦𝘥𝘶𝘱𝘢 dll.) termasuk ke dalam genus 𝘚𝘪𝘯𝘥𝘰𝘳𝘢, famili 𝘊𝘢𝘦𝘴𝘢𝘭𝘱𝘪𝘯𝘪𝘢𝘤𝘦𝘢𝘦. Pohon ini memiliki berbagai nama seperti 𝘴𝘢𝘱𝘢𝘳𝘢𝘯𝘵𝘶 dan 𝘴𝘪𝘯𝘥𝘶𝘳 (bahasa Sunda; Jawa Barat), di Jawa 𝘴𝘢𝘱𝘳𝘢𝘯𝘵𝘶 (bahasa Jawa), di Madura 𝘴𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘯𝘵𝘰𝘬, 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘳𝘢𝘯𝘵𝘰𝘬, 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘳𝘸𝘢𝘭𝘪, di Bali 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘳𝘸𝘢𝘯𝘵𝘶, dan di Makasar 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘢𝘳𝘢𝘮𝘦𝘯𝘵𝘶.

Toponimi

Di beberapa daerah di Jawa Barat terdapat toponimi yang menggunakan nama pohon ‘saparantu’ atau ‘sindur’. Titi Bachtiar, pakar Geografi di Jawa Barat pernah membahas berbagai toponini daerah dengan nama ini secara rinci, antara lain:

  • Kampung Saparantu, Desa Pangrumasan, Kecamatan Pendeuy, Kab. Garut.
  • Kampung Saparantu, Desa Jagabaya, Kecamatan Mekarmukti, Kab. Garut.
  • Kampung Saparantu, Desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kab. Cianjur.
  • Kampung saparantu, Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kab. Sukabumi.
  • Kampung Sindur, Desa Alamendah, Kab. Bandung.
  • Desa Gunung Sindur, Kecamatan Gunung Sindur, Kab. Bogor.

Dengan adanya berbagai toponimi tersebut di Jawa Barat saja, dapat diamati bahwa pohon saparantu atau sindur dikenal dan tersebar di berbagai daerah. Oh ya, di Kebun Raya Bogor juga ada sampelnya dari spesies Sindora walliicchi dan 𝘚𝘪𝘯𝘥𝘰𝘳𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘮𝘦𝘯𝘴𝘪𝘴.

Dijual di Pasaran

Kalau dilihat dari keberadaannya saat ini, ternyata banyak kok orang yang menjual bagian-bagian dari pohon saparantu atau sindur ini di pasaran, mulai dari buah kering, benih, hingga kayu pohonnya. Jadi populasinya bukan hanya ada di tiga daerah yang disebutkan dalam mitos di Cianjur. Sekali-kali boleh lah kita mencari informasinya di Tokopedia atau Shopee. Rasanya tidak sulit menemukan informasi penjualan atau budidaya saparantu ini.

Mitos pohon saparantu di Cibalagung Cianjur, sering disebut-sebut ada kaitannya dengan Kuda Kosong atau hubungan dengan Kesultanan Cirebon. Walau bagaimanapun, keterangan itu berdasarkan cerita rakyat (lisan) yang perlu dicari kebenarannya melalui sumber-sumber sejarah pembanding lainnya.

Mau percaya atau tidak, tentu dikembalikan kepada khalayak sekalian.

Cag.

Referensi

  • https://www.ayobandung.com/bandung-baheula/799996868/kampung-saparantu-dan-kampung-sindur-nama-dari-satu-jenis-pohon-yang-sama
  • https://www.planterandforester.com/2022/02/sindora-wallichii-benth-pohon-sindur.html
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sindur
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Sindora
  • https://www.facebook.com/PemerhatiBudayaBatak/posts/pfbid0dq4d3TvrcmUbRDucLHmTHjh68Z7UKeeQcwkxbV5HNmvxY36jG694dPrcMcicqBAul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *