Perbaikan Sarana Masjid Agung “Kaum” Cianjur (1939)

Upaya pemeliharaan fasilitas umum untuk ibadah di Cianjur, khususnya di Masjid Agung (Kaum) secara rutin dilakukan. Sebuah berita dalam Surat Kabar Al-Moemin No. 11 tahun ke-VIII, 16 Maret 1939 merekam salah satu kegiatan tersebut dengan tajuk “Pohara Poedjieunana” (Sangat Terpuji).

Dalam berita itu disebutkan bahwa pengurus “kaum” (Mesjid Agung) Cianjur telah mandapatkan izin dari pemerintah sedang berupaya membuat rencana untuk memperindah mesjid agung agar lebih menarik hati untuk tempat ibadah.

Beberapa fasilitas ditingkatkan, antara lain sarana penerangan di dalam masjid akan ditambah agar memberikan penerangan yang lebih baik, sehingga para jamaah yang hendak salat dan itikaf semakin betah. Sarana kolam air akan diatur agar lebih terjaga kebersihannya serta pasokan airnya selalu terjaga dengan memasang alat penyaring di aliran air dari jalur sumbernya.

Sarana untuk air abdas (wudhu) disediakan dari air leiding (ledeng) atau air sumur yang bersih, dengan menyediakan dua bak besar air ledeng untuk keperluan sehari-hari yang kapasitasnya sekitar seratus blek (kaleng penampungan air) untuk memfasilitasi sekitar 500 orang jamaah yang berwudhu dengan pemakaian yang hati-hati, sebab airnya hasil pembelian. Pada bak tersebut disediakan lima buah kran pancuran. Kebersian di pekarangan juga tak luput dari perhatian pengurus, demikian juga di tempat-tempat pemandian dan di dalam mesjid akan selalu ditata dan diurus agar semakin indah dan nyaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *