Perpindahan wadana atau kepala distrik Cianjur ke wilayah Menes tercatat dalam surat kabar Al-Moemin nomor 01 tahun ke-8, 2 Januari 1939.
Dalam surat kabar itu disebutkan bahwa rakyat distrik kota Cianjur (sekarang wilayah kecamatan kota) merasa bersedih hati, setelah mendapatkan kabar bahwa pemimpin wilayahnya, yaitu Juragan Wadana kota, Rd. Roestandi Ardiwilaga, harus pindah ke distrik Menes, daerah Pandeglang.
Tidak semua rakyat merasakan kesedihan jika ditinggalkan oleh kepala daerah, tetapi hanya oleh orang-orang yang adil paramarta, menyatakan benar kepada yang benar, menyatakan salah kepada yang salah, ditambah dengan nasihat dan amanat. Keinginan rakyat yang adil, jelas terpenuhi oleh Juragan Rd. Ardiwilaga, karena ia sangat membela hak-hak rakyatnya dan dalam kebenaran, tidak terhalangi oleh ini-itu.
Sifatnya yang pengayom dirasakan oleh semua rakyat. Demikian juga ia begitu dihormati oleh para pemimpin agung (pemerintah Hindia-Belanda), baik karena ketekunannya maupun dedikasinya. Serta, andal dan perpengalaman dalam menjalankan pemerintahannya.
Para bawahannya, mulai dari camat-camat hingga kepala desanya merasa kehilangan sosok seorang penuntun, yang sikapnya seperti seorang ayah kepada anaknya.
Dalam genggamannya, semua terasa tenteram, baik kaum pergerakan maupun kaum perusahaan, berhasil dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga tidak heran, jika terdengar kabar bahwa ia mengharapkan jenjang yang lebih tinggi dari kedudukannya saat ini.
Ia pindah agak jauh, sengaja oleh pangagung (pemimpin besar) negeri Batawi, agar dirinya bertambah pengalaman dalam hal pemerintahan se-Pasundan, sebab mulai dari pangkat rendahnya ia berkiprah di wilayah Bandung dan di Garut saja.
Kepergiannya dari Cianjur menjadi kerugian khususnya bagi rakyat dan penggawa sewilayah distrik, umumnya bagi seluruh Cianjur, sebab semasa ia bertugas, jadi terasa betah.
Pada bagian akhir, redaksi Al-Moemin mengucapkan harapan dan doa kepada Juragan Rd. Rustandi sekeluarga agar mendapatkan keselamatan dan keberkahan di dunia dan akhirat.
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.