Ya, golok antik yang dibuat di Cianjur tahun 1825 telah menjadi koleksi Kastil Zuyledn (Oud-Zuilen) di dekat kota Utrecht, Belanda. Golok itu sempat hilang selama 30 tahun namun telah dikembalikan ke Kastil Zuylen.
Dari artikel Gestolen zwaarden terug op Slot Zuylen disebutkan bahwa pada pertengahan tahun 1980-an, hampir seluruh koleksi senjata Slot Zuylen dicuri. Peristiwa itu masih belum terpecahkan hingga hari ini. Artefak golok yang dalam artikel itu disebut sebagai “pedang” merupakan senjata antik yang menjadi salah satu pusat perhatian yang dikagumi.
Berita kehilangan koleksi itu telah diketahui oleh para pemerhati koleksi antik di Belanda. Pada bulan Agustus 2018, seorang kurator kastil itu, Gerbrand Korevaar menerima email dari Arjan Hollestele, seorang pedagang senjata antik yang membeli pedang dari Cianjur di Marktplaats.
Pada sarungnya terukir pola dekoratif di samping tulisan ‘Heer Van Zuijlen 1825, Tjiandjoer’ – dan di belakangnya tertulis ‘Baron van Tuyll van Serooskerken’. Hollestelle telah mendengar tentang pencurian dari Kastil Zuylen dan mencurigai bahwa pembeliannya adalah salah satu pedang curian tersebut. Dealer merasa bahwa benda ini adalah milik pemilik aslinya.
Foto-foto interior kastil lama memberikan gambaran unik tentang bagaimana senjata-senjata dari masa lalu para penghuni kastil dipajang di Ruang Batu. Sebelum pencurian terjadi, sebuah daftar inventaris mencantumkan empat pedang dengan deskripsi ‘Ind. pedang gagang tanduk dan sarung kayu Tjiandjoer 1825’. Dari deskripsi ini, jelas terlihat bahwa salah satu dari senjata Hollestelle merupakan salah satu pedang yang dicuri.
Setelah laporan mengenai penemuan pedang tersebut, Peter Dekker, seorang konsultan senjata bersejarah Timur, memutuskan untuk meminjamkan salinan kedua yang dimilikinya. Dengan ini, dua dari empat pedang Indonesia berhasil kembali ke tempat asalnya di Kastil Zuyledn.
Jenis pedang yang dimaksud dapat dilihat dalam album foto Hindia Belanda, yang memberikan gambaran mengenai penduduk asli Hindia Belanda dan peradabannya pada tahun 1928 di pabrik kakao dan coklat Droste. Album tersebut juga memperlihatkan bahwa pedang tersebut dulu digunakan untuk berburu rusa di wilayah Preanger, Jawa Barat, sebagai bagian dari olahraga yang di praktikkan oleh bangsawan setempat. Seiring berjalannya waktu, pedang ini kemudian menjadi dekorasi di Kastil Zuylen.
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.