Dokumen tertulis paling tua tentang Mamaos, Ngaos dan Maenpo yang bisa terlacak adalah “Kitab Pangaosan Cianjur” atau “Kitab Tauhid”. Disampaikan dalam bahasa Arab & Sunda dengan huruf Arab dan Pegon.
Kitab ini Selesai ditulis 18 Maulud 1345 H/1927 M oleh empat orang ulama Cianjur, yaitu Rd. Ahmad Sarongge, Ajengan Subki Rancagoong, Ustadz Haji Shalihuddin Kandangsapi, dan Haji Muhammad Shalih Pasirhayam. Sayang, naskahnya entah di mana sekarang.
Selain itu, dokumen-dokumen penting lainnya karya tulisan tangan otentik para Bupati Cianjur terdahulu terungkap dalam koleksi Perpustakaan Nasional RI dan British Library, Inggris.
British Library menyimpan surat perpisahan Bupati Cianjur Raden Aria Adipati Prawiradiredja untuk Raffles bertitimangsa tahun 1816. Surat ini menjadi satu-satunya surat dalam aksara Latin berbahasa Melayu di antara surat-surat lain dari pejabat pribumi. Apakah ini merupakan penggunaan aksara Latin pertama oleh orang Sunda dalam surat resmi?
Dalam koleksi Perpustakaan Nasional RI tersimpan salah satu karya penting Dalem Pancaniti (R.A.A Kusumahningrat) yang fenomenal, yaitu kamus Melayu-Sunda dengan tanda tangan bertinta emas. Karya ini ditulis tahun 1857 dan menjadi kamus pertama yang ditulis oleh orang Sunda.
Simak penelusuran naskah “Mamaos, Ngaos & Maenpo” dalam video berikut ini:
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.