Oktober 2022 lalu saya diundang oleh Kang Nidu Paras, salah seorang motor penggerak Komunitas Aing yang menggelar kegiatan Festival Batara Endah Sora. Dalam festival tersebut saya ditugasi untuk “mencari” kacapi dalam teks-teks Sunda kuno. Ini menarik, sekaligus menantang.
Topik tersebut dipilih sehubungan dengan program yang sedang dikerjakan oleh Komunitas Aing dalam revitalisasi dan pewarisan pemain kacapi buhun Baduy. Pada intinya, membantu tradisi kacapi pantun buhun Baduy agar memiliki para pemain baru, dengan diajarkan langsung oleh Ki Pantun (Ayah Anira) yang ahli dalam bermain sekaligus membuat alat musik kuno ini.
Pewarisan dilakukan lebih dari dua bulan, kalau tidak salah. Pada akhir program itu para peserta yang berjumlah lima orang dari kalangan orang Kanekes dan luar Baduy itu diberikan panggung untuk pertunjukan. Nah, siang hari sebelum pagelaran, saya bersama dua narasumber lain yaitu Kang Dedy Satya Hadianda dan Dr. Yuliani Fitriani mengisi sesi diskusi atau seminar tentang perkembangan musik Sunda, terutama yang berkaitan dengan kacapi.
Sebelumnya saya pernah mengulas tentang musik Sunda kuna yang diambil dari sumber-sumber teks lama. Artikelnya sudah terbit di Jurnal Manuskripta (Penelusuran Jejak Musik Instrumental dalam Naskah Sunda Kuna). Di dalamnya ada juga pembahasan tentang kacapi, tetapi pembahasan lebih khusus tentang kacapi memang baru saya lakukan dalam Festival Batara Endah Sora ini.
Ringkasnya, kacapi adalah salah satu alat musik yang disebutkan dalam tiga naskah Sunda kuna, yaitu Kawih Pangeuyeukan, Sri Ajnyana dan Sewaka Darma (Kawih Panyaraman).
Di dalam Kawih Pangeuyeukan disebutkan kacapi berada di bumi, ditabuh di atas ranjang. Berikut ini kata “kacapi” dalam lontar Kawih Pangeuyeukan (L 407).
Naskah Sri Ajnyana menggambarkan kacapi sebagai salah satu alat musik yang berada di alam kahiyangan. Disimpan di sebuah kamar yang berdekorasi sangat indah.
Kacapi disebutkan juga dalam naskah Sewaka Darma (Kawih Panyaraman) sebagai musik latar suasana alam surgawi.
Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kedudukan kacapi dalam budaya Sunda kuna. Baca presentasi saya selengkapnya: “Kacapi: Instrumen Musik Surgawi Zaman Sunda Kuna”
Di akhir presentasi saya mencatat sebuah refleksi untuk kita renungkan bahwa budaya Sunda memiliki sejarah tentang musik, termasuk kacapi. Musik sangat erat dengan alam bawah dan alam atas dalam budaya Sunda kuna.
Representasi penggunaan istilah, nama waditra, cara memainkan, pergelarannya, beserta fungsinya menunjukkan bahwa dalam kehidupan “bermusik” pada masa Sunda kuna telah memiliki pola yang cukup kompleks. Leluhur Sunda “merekam” nalar musik dalam teks. Lalu, bagaimana dengan kita?
Simak juga laporan berita Festival Batara Endah Sora berikut ini:
- Petikan Musik Surgawi di Festival Batara Endah Sora (tirto.id)
- 5 Alat Musik Petik Indonesia Meriahkan Festival Batara Endah Sora Lebak (detik.com)
- Mendengarkan Instrumen dari Surga di Festival Batara Endah Lebak (detik.com)
- Langka, Lima Alat Musik Etnik Nusantara Berkolaborasi di Rangkasbitung, bak Alunan Musik dari Surga… (kompas.com)
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.