Penulisan ‘EU’ dalam KBBI

Baru-baru ini saya melihat perubahan kecil di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tapi sangat bermakna untuk bahasa Sunda dan mungkin juga untuk bahasa daerah lainnya. Sepertinya tim redaksi KBBI telah mengadopsi dan menerapkan penulisan monoftong “eu” seperti yang biasa ditulis dalam bahasa Sunda.

Hal ini saya ketahui setelah mencari kata kunci “geulis”. Lema “geulis” ternyata bisa tampil pada hasil pencarian. Selidik punya selidik, ternyata penyesuaian ejaan ini sudah dilakukan sejak bulan Oktober 2022, seperti yang bisa dilihat dari laman Pemutakhiran KBBI.

(https://kbbi.kemdikbud.go.id/Beranda/Pemutakhiran – diakses 5 Desember 2022).

Saya mungkin agak telat mengetahui perubahan ini. Namun demikian ini tentu sangat menggembirakan, bahwa bahasa Indonesia saat ini sudah memuat penulisan ejaan untuk bahasa daerah yang lebih baik. Tentu, menjadi tendensi ketika sebelumnya hanya penulisan untuk bunyi-bunyi bahasa asing saja yang tercantum di dalam KBBI (misalnya v, f, x, z).

berikut ini beberapa kata yang saya temukan yang telah menerapkan monoftong ‘eu’ di dalam KBBI:

Kehadiran ‘eu’ di dalam KBBI menjadi angin segar dan langkah yang sangat penting dalam upaya pelestarian bahasa daerah di dalam bahasa persatuan Indonesia. Kira-kira kata apa lagi ya yang mengandung ‘eu’ di dalam KBBI?

2 comments

  1. Bunyi /eu/ termasuk salah satu perubahan dari PUEBI ke EYD V, Kang. Bentuk “Monoftong” itu untuk mengakomodasi kata serapan dari bahasa-bahasa daerah, seperti Sunda, Aceh, dan Rejang. Untuk penulisannya kata geulis walau masuk KBBI tetap dimiringkan.

    Bunyi “monoftong” /eu/ hanya berlaku untuk serapan dari bahasa daerah. Untuk pelafalan serapan asing masih dibaca dua huruf. Misalnya: neutron.

    1. Sangat menarik, saya kira ini langkah penting dan visioner dari sistem ortografi di dalam bahasa Indonesia untuk mulai menerima bunyi dan ortografi bahasa daerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *