Kunjungan Kolonel Matsui ke Cianjur

Sebuah peristiwa penting di Cianjur pada masa pendudukan Jepang terekam dalam surat kabar Asia – Raya terbitan edisi Tahoen Ke 1 Djoem’at 29 Mei 26021No. 30. Peristiwa itu adalah kunjungan Kolonel Matsui, petinggi militer Jepang yang merangkap sebagai gunseibu (pejabat setingkat gubernur) untuk wilayah Jawa Barat yang berpusat di Bandung. Kolonel Matsui diangkat menjadi gunseibu setelah berhasil merebut Bandung dari pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Di dalam laporan itu disebutkan bahwa Kolonel Matsui berkunjung ke Cianjur pada hari Minggu sebelumnya, yaitu pada 24 Mei 2602 tahun Jepang atau 1942 tahun Masehi. Ia tampak diiringi oleh beberapa pejabat Jepang lainnya, antara lain tuan Ozu yang berangkat dari Sukabumi setelah melakukan pertemuan dengan penduduk setempat.

Tujuan kedatangan Kolonel Matsui yaitu untuk memperkenalkan diri sebagai pimpinan pemerintah-militer Jepang di Jawa Barat kepada penduduk Cianjur. Selain itu ia melakukan pertemuan dengan guru-guru dari berbagai penjuru Cianjur dan sekitarnya.

Ribuan Orang Padati Pendopo Cianjur

Suasana di halaman pendopo kabupaten Cianjur digambarkan penuh sesak oleh ribuan orang sejak pagi hari. Terdiri dari laki-laki, perempuan, tua, maupun muda. Keramaian ditambah dengan adanya ratusan murid sekolah yang digiring oleh gurunya untuk mengikuti acara. Bahkan, di setiap rumah dikibarkan bendera “Kokki” kebangsaan Jepang yang menghiasi suasana.

Para tamu tinggi mulai masuk di halaman pendopo Cianjur pukul 10.30 bersama dengan para pengiringnya. Setelah masuk di pendopo, para tamu disambut dengan pertunjukan tabuhan gamelan dengan lagu “Kebo Jiro”, kemudian diselenggarakan upacara penjemputan.

Berikutnya dilakukan pertunjukan. Sebagai penghormatan pertama-tama dinyanyikan lagu kebangsaan Nippon (Jepang). Pertunjukan dilanjutkan dengan pencak (silat) dan tari wayang. Setelah pertunjukan selesai, dilanjutkan dengan pidato penyambutan dari Kenco. Lalu Kolonel Matsui memberikan pidatonya yang panjang lebar yang ditujukan kepada seluruh rakyat Cianjur.

Ia kemudian melanjutkan pidatonya untuk kaum guru yang isinya dianggap tepat dalam masa perubahan (pergantian pemerintahan Hindia Belanda ke pemerintahan Jepang) waktu itu. Pidato yang ia sampaikan sekitar satu jam itu didengarkan oleh para hadirin dengan sangat tenang. Pidato yang isinya penting selesai sekitar jam satu siang, lalu ditutup dengan seruan “banzai!” beberapa kali. Sebagai penghormatan, acara ditutup dengan perjamuan makan minum di dalam pendopo kabupaten. Selepas itu, para tamu tinggi itu pun pulang ke Bandung.

Pembantoe kita A. SI. mengabarkan:

Minggoe pagi jang laloe kota Tjiandjoer telah mendapat kehormatan oentoek meneriman koendjoengan kolonel K. Matsoei, kepala pemerintahan “Isamoe” jang berkedoedoekan di Bandoeng. Tamoe tinggi ini datangnja diiring oleh beberapa pengiring: diantaranja tampak pada kita toean Ozoe. Beliau sekaliannja datang dari djoeroesan Soekaboemi, dimana pada malam harinja telah dilangsoengkan pertemoean dengan pendoedoek disana.

Ketjoeali oentoek memperkenalkan diri dengan pendoedoek jang berriboe-riboe itoe kedatangan beliau ini oentoek mengadakan pertemoean dengan sekalian goeroe-goeroe dibilangan Tjiandjoer.

Jang tampak pada kita tidak sadja goeroe-goeroe dari dalam kota akan tetapi djoega jan letak tempatnja berpoeloeh-poeloeh kolometer itoe.

Sedjak pagi pendopo dan halaman kaboepaten jang sangat loeas itoe telah dibandjiri oleh tamoe laki-laki, perempoean, teoa moeada. Anak-anak sekoelah jang beberapa ratoes djoemlahnja itoe telah digiring oleh goeroenja masing-masing kehalaman kewedanan. Ditiap-tiap roemah berkibar bendera Kokki jang membikin tambah asrinja pemandangan.

Djam 10.30 pagi tamoe tinggi ini moelai masoek dihalaman kaboepaten bersama-sama dengan pengiring pendjempoetnja. Masoek dipendopo teroes disambut dengan gamelan lagoe “Kebodjiro”, sedang sekalian hadirin berdiri sambil memberi hormat. Selandjoetnja oepatjara pendjempotan dilakoekan dengan rapi seperti jang telah dirantjang.

Soegoehan pertoendjoekan sebagai tanda penghormatan pertama kali njanjian kebangsaan Nippon, permainan pentjak dan tari wajang. Sehabis pertoendjoekan dioetjapkan pidato penjamboetan oleh Kentjo; Kolonel Matsoe sendiri mengoetjapkan pidato pandjang lebar jang ditoedjoekan kepada seloeroeh rakjat.

Selandjoetnja meloeloe oentoek kaoem goeroe telah diadakan pidato jang sangat tepat oentoek perobahan seperti sekarang ini. Pidato jang memakan tempo tidak koerang dari satoe djam lamanja itoe telah didengarkan dan diikoeti oleh sekalian hadirin dengan tenang sekali.

Kira-kira djam 1 siang sekalian pidato jang penting-penting ini habis dan ditoetoep dengan seroean Banzai beberapa kali. Selandjoetnja penghormatan ditoetoep dengan perdjamoean makan minoem didalam kaboepaten, sehabis mana tamoe tinggi ini poelang ke Bandoeng.

Asia – Raya Tahoen Ke 1 Djoem’at 29 Mei 2602 – No. 30

1tahun 2602 Jimmu Jepang = 1942 Masehi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *