Agak lupa tepatnya saya dan Bli Suwida pertama kali kenal. Sepertinya sekitar tahun 2012 ketika masa awal pembentukan perkumpulan pemain alat musik harpa mulut se-Indonesia. Salah satu pegiat yang menurut saya cukup menonjol kiprahnya yaitu Bli Nyoman Suwida, seorang pemain genggong khas Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
Sebagian besar komunikasi kami lakukan melalui media sosial dan telepon. Setelah sekian tahun, akhirnya saya bisa berkesempatan untuk berjumpa dengan Bli Suwida di daerah Sukawati. Ini karena kebetulan saya sedang ada pekerjaan dari kantor di lokasi yang sama. Senang sekali bisa jumpa langsung dengan pelestari genggong asli Bali yang satu ini.
Kalau dilihat dari karya-karya permainan genggongnya, misalnya yang ada di kanal YouTubenya, saya kira Bli Suwida ini pembawaan orangnya sangat serius. Lain halnya ketika langsung berjumpa, ia sangat ramah dan cair sekali. Mungkin karena sudah mengenal cukup lama juga. Sering jumpa dan berkabar di “udara”, ternyata akhirnya bisa “kopi darat” juga.
Sebelumnya saya sempat mendapatkan beberapa genggong yang dibuat oleh Bli Suwida. Bahannya dari bambu khusus, di bagian pegangannya dihias dengan kain bermotif khas Bali. Foto genggongnya sempat saya lampirkan dalam jurnal International Jew’s Harp Society. Kemarin waktu jumpa, saya mendapatkan satu buah lagi genggong dari Bli Suwida. Wah, bertambah lagi deh koleksi saya. Matur Suksma, Bli!
Kiprah Bli Suwida sudah cukup dikenal di kabupaten Gianyar, Bali, hingga level international. Bli Suwida dan timnya pernah mengikuti International Jew’s Harp Festival tahun 2005 yang diselenggarakan di Amsterdam, Belanda. Sejumlah festival dan konser internasional lainnya cukup sering ia ikuti.
Genggong khas desa Batuan yang selalu diusungnya merupakan warisan tradisi dari daerahnya. Ia melestarikan, mengembangkan dan mengemas kembali tradisi itu dengan sangat menarik.Permainan genggong yang dibawakannya bukan hanya solo, tetapi dilakukan beberapa pemain dengan teknik barungan atau interlocking. Sehingga, bunyi dan irama yang dihasilkan menjadi dinamis dan bersemangat. Semacam bentuk lain dari irama gamelan khas Bali.
Rasa-rasanya saya agak kesulitan mengikuti irama-irama dalam tabuhan genggong Bali yang dimainkan oleh Bli Suwida. Lagipula, saya lebih lazim main karinding saja. Hehe.
Nah, kalau ada kawan pembaca yang ingin mendapatkan alat musik genggong dari Bli Nyoman, silakan japri melalui akun Facebook-nya ya (https://www.facebook.com/nyoman.suwida).
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.