Boleh jadi orang-orang selalu membuat sebuah resolusi di setiap awal tahun baru, tapi sejujurnya baru di tahun 2022 ini saja saya benar-benar kepikiran tentang resolusi apa yang akan saya tuju. Target yang saya tuju itu bernama “Ilmu Digital Marketing”. Telat? Itu relatif saja sih, mungkin telat bagi saya kalau dibandingkan orang lain yang telah melakukannya bertahun-tahun lalu. Apalagi jika dibandingkan para master digital marketing yang telah malang melintang di belantara dunia marketing.
Mengapa Digital Marketing?
Karena saya ingin memaksimalkan peluang-peluang yang sekarang ini saya punya untuk menghasilkan rezeki yang lebih baik dan lebih bermanfaat baik untuk keluarga, maupun untuk membantu perekonomian umat. Oh kalau begitu demi harta? Tentu bukan, insyaallah manuver ini diniatkan sebagai bagian dari ibadah. Maka, bismillah, tulisan ini saya buat sebagai pengingat awal mula perjalanan menuju rimba dunia digital marketing.
Memulai Langkah Pertama: Mencari Informasi & Belajar
Kalau berbicara tentang langkah pertama apa yang diambil dalam memulai dunia digital marketing? Ini tentu berbeda-beda bagi setiap orang. Untuk saya yang benar-benar baru dalam digital marketing yaitu mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang topik ini. Dalam beberapa hari terakhir ini saya coba lihat di internet tentang digital marketing. Luar biasa, sangat banyak informasinya. Bahkan berlimpah.
Pertanyaannya, bagaimana saya bisa percaya informasi-informasi tentang ilmu digital marketing yang beredar di dunia maya. Jawabannya, saya belum bisa memastikan. Tetapi tentu ini adalah kenyataan awal yang harus saya hadapi. Mungkin saya akan memulainya dengan melihat siapa saja orang yang telah bergelut dalam dunia digital marketing dalam lima sampai sepuluh tahun belakangan. Saya harus mengetahui latar belakang kehidupan mereka, langkah apa saja yang telah mereka lakukan, bahkan hingga kegagalan dan kesuksesan dalam usaha digital marketing yang mereka bangun.
Pada langkah awal ini saya sedang memulai mendengarkan dan membaca-baca pengalaman hidup dari Dewa Eka Prayoga. Kisah jatuh bangun hidupnya sangat menginspirasi dan memberikan pandangan-pandangan yang cukup mencerahkan untuk saya saat ini. Itu baru satu, padahal para master digital marketing itu ada banyak. Banyak sumber yang bisa diambil pelajarannya, tapi tentu saja perlu waktu untuk mencerna konsep-konsep dan aksi yang telah mereka lakukan.
Punya Modal Apa?
Modal yang paling utama saat ini adalah niat dan keyakinan. Niat untuk beramal soleh dan bermuamalah dengan baik. Keyakinan bahwa rezeki manusia sudah diatur oleh Allah SWT dan kita sebagai manusia harus selalu berusaha (ikhtiar) sebaik mungkin untuk menjemput rezeki itu. Dari segi kemampuan diri, modal yang saya miliki dengan latar belakang pendidikan bahasa daerah (Sunda), rasa-rasanya tidak akan terlalu jauh dengan topik itu. Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini banyak hal yang tidak selalu berkaitan dengan latar belakang pendidikan saya yang justru memberikan peluang yang lebih luas untuk menjalin relasi dalam bermuamalah.
Saya cukup menguasai beberapa hal dalam pemanfaatan teknologi informasi digital. Dalam urusan komunikasi, bahasa Inggris juga gak jelek-jelek amat lah. Lumayan untuk baca-baca buku, artikel atau ngobrol santai dengan native speakers. Yang juga patut saya syukuri saat ini adalah istri saya juga sedang memulai menggeluti dunia marketing digital. Malah, sepertinya saya yang keduluan. Jadi, kita bisa sama-sama belajar dan mulai merintis di ranah ini.
Peluang dan Tantangan
Kalau dilihat secara umum peluang digital marketing itu sangat luas. Dengan keluasan peluang itu justru pada mulanya malah ada kebingungan dan pertanyaan seperti “mau marketing produk apa?”. Ya, produk apa yang mau saya gali peluangnya untuk menerapkan strategi digital marketing. Karena kalau tidak ada produk, apa yang mau dipasarkan, toh?
Maka, saya harus mencari peluang-peluang yang lebih tersegmen dan captive, sesuai minat dan kemampuan saya saat ini. Misalnya, dari jejaring pertemanan yang saya punya sekarang, apa yang kira-kira menjadi tren? Adakah demand untuk hal itu? Apa yang bisa kita tawarkan untuk memenuhi demand itu? Dan bagaimana cara menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang memiliki demand itu?
Pertanyaan-pertanyaan itu seolah menjadi tantangan tersendiri dalam memulai langkah ini. Mempelajari perilaku di sekeliling kita yang berpotensi untuk menjadi jejejaring marketing dalam bidang yang diminati, saya pikir menjadi keharusan. Langkah-langkah awal ini akan saya tempuh dalam beberapa minggu ke depan. Semoga mendapatkan pandangan lain yang lebih jelas untuk menentukan strategi yang akan saya ambil di tahun 2022 ini.
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.