Saya kenal musik-musik Sambasunda sejak 2007. Mungkin terhitung belum lama, ya. Musik gubahan grup yang satu ini “mind blowing” bagi saya. Kenapa? Karena perpaduan yang benar-benar ngeblend antara nada-nada dan irama-irama Sunda dan musik dunia bisa disajikan secara apik. Belakangan saya beberapa kali berjumpa dalam acara di Bandung, dan sapa-sapa di media sosial dengan Kang Ismet Ruchimat, pupuhu dari tim ini.
Di sini saya tidak akan mengupas tuntas profil Sambasunda, tetapi saya akan membahas hal menurut saya menarikdan cukup menggelitik, yaitu tentang penggunaan campur kode bahasa Sunda dan bahasa Indonesia dalam sebuah lagu gubahannya, “Janari Kecil”. Topik ini sudah cukup lama mengendap di kepala saya dan sepertinya perlu saya ulas dalam “kotrétan kecil” ini.
Apa itu campur kode?
Dalam linguistik istilah campur kode merujuk pada penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Nah, pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam lagu “Janari Kecil” adalah bahasa Sunda, tetapi telah mendapatkan pasokan kosakata yang sangat banyak dari bahasa Indonesia. Selain itu, campur kode juga terjadi di tingkat gramatikal (kalimat) dan kontekstual. Penggunaannya bercampur seolah-olah kedua bahasa itu menyatu.
Saya penasaran ide awal lagu dengan lirik campuran ini dibuat, mungkin suatu saat akan saya tanyakan ke Kang Ismet. Yang pasti, perpaduan bahasa ini menyajikan kemasan yang unik di antara lagu-lagu lain yang digubah oleh Sambasunda. Nah, bagi orang Sunda yang umumnya sudah berdwibahasa (Sunda-Indonesia) sih, kemungkinan besar tidak akan mendapatkan kesulitan untuk bisa mengerti lirik lagunya. Tapi, bagi bukan penutur bahasa Sunda, ya agak susah sih. Yang penting, nikmati saja musiknya. 😉
Berikut ini lirik lagunya. Perhatikan teks tegak bahasa Indonesia dan italik (miring) yang menggunakan bahasa Sunda.
“Janari Kecil”Hudang pagi janari kecil
Lihat ibun murag di hareupeun serambi
Isuk terasa tiris sekali
Lima pasang jari baalna tak terperi
Récét gandéng burung sawahna
Nandakeun kehidupan dikawitan
Tanpa sadari carangcang tihang
Ngaliwat petani pergi ka huma
Mari kawitan hari
Riang hirup ku bakti
Ti mana saja cara
Raih wanci yang nyata
Mari kawitan kerja
jadi apapun waé
Éta bagus keur kita
Tanda hirup berarti
Simak lagu ini di kanal GNP Music.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia;
“Janari Kecil”Bangun pagi ‘janari kecil’
lihat embun menetes di depan serambi
Pagi terasa dingin sekali
lima pasang jari kebasnya tak terperi
Suara cuitan burung sawahnya
Menandakan kehidupan dimulai
Tanpa menyadari matahari terbit
Berlalu petani ke ladang
Mari mulai hari
Riang hidup oleh bakti
Dengan berbagai cara
Raih waktu yang nyata
Mari mulai bekerja
Jadi apapun saja
Itu bagus untuk kita
Tanda hidup berarti
Belakangan, setelah saya lihat kembali cover album yang memuat lagu ini ternyata menggunakan narasi dengan campurkode. Menarik. Begini teksnya:
Reggae jelas gaya musik deungeun sedengekun Reggoe merupakan istilah teu baku atawa tak lazim. Kumargi istilah ini tak berhubungan sama sakali jeung istilah musik, yaitu jumlah sekelompok jalma yang tiasa sedikit dan bisa loba. Ieu pun berkenaan jeung reggoe Sambasunda atawa yang biasa digentraan Sambasundasians. Coba tenjo gambar cover kami…! Dan bayangkan bagaimana maraban reggoe seloba itu. Jadi disababkeun Reggae didamel oleh sereggoe, maka eta tema kami kali ayeuna.
Apa yang kita damel saat ayeuna adalah wujud dari jero semangat kebersamaan salila kurang lebih 9 tahun. Sejak album ngawitan diseureuleukeun mung ada seorang yang gagah waringkas menyanyi, si Rodeks jenengana dan sesanya yang banyak teh malu-malu kunyuk alias kurang percaya diri pada Genggerong masing-masing.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
“Reggae jelas gaya musik asing sedangkan Reggoe mrupakan istilah tidak baku atau tak lazim. Karena istilah ini tak berhubungan sama sekali dengan istilah musik, yaitu sekelompok orang yang bisa sedikit dan bisa banyak. Ini pun berkenaan dengan reggoe Sambasunda atau yang biasa disebut Sambasundasians. Silakan lihat gambar cover kami…! Dan bayangkan bahaimana memberi makan reggoe sebanyak itu. Jadi disebabkan Reggae dibuat oleh sereggoe, maka itulah tema kami kali ini.
Apa yang kita buat saat ini adalah wujud dari dalamnya semangat kebersamaan selama kurang lebih 9 tahun. Sejak album pertama diluncurkan hanya ada seorang yang gagar perkasa menyanyi, si Rodeks namanya dan sisanya yang banyak itu ‘malu-malu kunyuk’ alias kurang percaya diri pada tenggorokan masing-masing.”
Nah itu sedikit komentar saya tentang lagu “Janari Kecil”. Sampai saat ini saya masih menikmati musik-musik Sambasunda yang genrenya semakin berkembang. Semoga sukses terus Kang Ismet dan Sambasunda!
Untuk kalian yang penasaran musik-musik Sambasunda, silakan subscribe kanal Youtube Sambasunda Indonesia juga ya!
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.