Salam Heritage!
Setelah Sobat CH membaca cerita rakyat Cianjur, mengenai pernikahan bupati pertama Cianjur yang menikahi putri jin. Kisah pada Versi 1 yaitu dari awal riwayat kedatangan Bupati Cianjur pertama dari daerah Sagalaherang. Pada posting kali ini CH memuat kembali cerita tersebut dengan versi yang sedikit berbeda. Cerita ini dimulai dari ‘episode’ pertapaan Aria Wiratanu dengan cerita yang lebih rinci. Ingin tahu bagaimana ceritanya? Simak kisah berikut ini:
Ketika Raden Aria Wiratanu keluar dari kerajaan Talaga untuk melakukan tapa, tempat yang dipilihnya yaitu batu besar “batu agung” yang terdapat di Sagalaherang. Di tempat itu, beliau melakukan tapa selama 40 hari 40 malam. Di tempat itu konon merupakan negeri jin yang ditempati oleh tiga jin perempuan, yaitu Nyimas Arum Wangi, Nyimas Arum Paka, dan yang bungsu Nyimas Arum Endah. Ketiga jin tersebut adalah putri dari Syah Jubaidi bin Satoto, keturunan Nabi Hidir di negara tengah laut.
Setelah 40 hari 40 malam, dalem Cikundul selesai melaksanakan tapa lalu berbicara dengan ketiga jin itu. Dalem Cikundul bertanya siapa dan dari mana asal ketia jin perempuan itu. Jin itu menjawab bahwa mereka adalah putri-putri dari Syah Jubaidi bin Satoto dari negri dalam laut, keturunan Nabi Hidir. Mereka berada di tempat itu bukan bermaksud untuk menggoda Dalem Cikundul yang sedang bertapa, tetapi ditugaskan oleh Allah untuk menemani Dalem Cikundul saat bertapa di tempat itu.
Setelah beberapa lama berdiskusi dengan Dalem Cikundul, timbulah rasa dari ketiga jin itu untuk menjadikan Dalem Cikunduk menjadi suaminya. Tetapi Dalem Cikundul menolak hal itu kemudian mengusir mereka. Setelah diusir, putri bungsu yaitu Nyimas Arum Endah kembali lagi mendatangi Dalem Cikundul untuk berbicara bahwa dirinya mendapatkan wasiat dan perintah dari Allah,
bahwa yang akan menjadi suaminya adalah orang yang bertapa di batu agung, yang tiada lain yaitu Dalem Cikundul. Mendengar perkataan demikian, Dalem Cikundul menyanggupi untuk menjadi suami dari putri jin bungsu, Nyimas Arum Endah.
Meskipun begitu, ada syarat yang disampaikan oleh Dalem Cikundul yaitu apabila mendapatkan keturunan, maka anaknya harus dipasrahkan kepada Dalem Cikundul dan dirinya tidak boleh melihatnya lagi. Pernikahan antara putri bungsu dari seorang raja jin dengan Dalem Cikundul yaitu di negri jin setelah dipertemukan dengan ayahanda Nyimas Arum Endah.
Dari pernikahan tersebut terlahir tiga orang putra, dua orang laki-laki dan satu perempuan, yaitu Raden Suryakancana, Nyimas Endang Sukaesih dan Raden Kandaka. Setelah dilahirkan ketiga putra tersebut dipasrahkan kepada ayahnya untuk diasuh dan diurus hingga dewasa. Ketika menginjak usia 40 hari, Dalem Cikundul akan mengadakan syukuran putra-putranya, yang laki-laki
dikhitan, begitu juga yang perempuan, dengan diadakan acara syukuran yang besar. Kabar dari acara ini sagatlah luas hingga saudara-saudara Nyimas Arum Endah juga mengatahuinya. Mereka memberi tahu kepada nyimas Arum Endah bahwa keponakan-keponakannya itu, yaitu putra-putra
dari Nyimas Arum Endah akan dibunuh oleh bangsa manusia, yang saat ini sedang mempersiapkan acaranya.
Dengan sigap Nyimas Arum Endah mendatangi Dalem Cikundul. Dirinya mewujudkan kemarahannya dengan mendatangkan angin topan yang begitu besar, sampai-sampai menerbangkan putra-putranya. Raden Suriakancana terbang kemudian jatuh di Gunung Gede. Nyimas Endang Sukaesih jatuh di Gunung Ceremai, dan Kandaka jatuhnya di Gunung Kumbang. Mereka kemudian menetap di tempat tersebut dan menjadi penghuni gunung-gunung tersebut setelah kembali berubah wujud kepada wujud aslinya yaitu jin.
Sementara itu Dalem Cikundul menyatakan bercerai dengan Nyimas Arum Endah yang kembali lagi ke negerinya, ke negeri jin, sedangkan Dalem Cikundul pergi berkelana melakukan tapa di berbagai tempat sehingga pada akhirnya disebut Jayasasana. Akhirnya, beliau meninggal di tempat pertapaannya terakhir yaitu di kaki Gunung Gajah dan dimakamkan di tempat itu, yang lokasinya berada di kampung Majalaya, desa Cijagang,kecamatan Cikalongkulon saat ini.
Begitulah cerita menurut versi ini, benar atau tidak tentang kejadian pada kisah ini CH kembalikan kepada pandangan sobat semua. Semoga kisah ini memberikan hikmah. Salam!
Pemerhati sejarah dan budaya Cianjur, pembaca naskah Sunda kuno, pengulik musik tradisi. Pengguna setia Linux.
[…] Simak juga kisah Bupati Menikah dengan Jin Versi 2 ! […]